FDIK PELAKSANA UPACARA BENDERA
Menakar Eksistensi Menggapai Misi UIN Imam Bonjol Padang

Kamis, 18 Apr 2019 | 13:55:37 WIB - Oleh FDIK UINB Padang


FDIK PELAKSANA UPACARA BENDERA

UIN Imam Bonjol Padang melaksanakan Upacara Bendera Bulanan, 18 April 2019, sebagai pelaksana dalam upacara tersebut adalah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang. Dalam upacara tersebut, Dr. Wakidul Kohar, M.Ag. (Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi) dalam amanatnya yang berjudul “Menakar Eksistensi Menggapai Misi UIN Imam Bonjol Padang” menjelaskan bagaimana eksistensi UIN Imam Bonjol Padang sebagai sebagai salah satu Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) di Indonesia.

Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) baik sekolah tinggi, institut maupun universitas merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. Karena itu, Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) secara keseluruhan juga tidak bisa mengisolasikan diri dari perubahan paradigma, konsep, visi, misi dan orientasi baru pengembangan pendidikan tinggi/Perguruan Tinggi nasional, dan bahkan internasional. Sebab kalau tidak, Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) akan ditinggalkan oleh masyarakat karena tidak akomodatif terhadap kondisi masyarakat dan perubahan yang terjadi, maka ia akan cepat menjadi usang dan ditinggalkan.

UIN Imam Bonjol Padang memiliki Visi Menjadi Universitas Islam yang Kompetitif di ASEAN tahun 2037. Untuk mencapai visi tersebut, UIN sudah menetapkan misinya yaitu:

  1. Menghasilkan sarjana yang beriman, berilmu, dan berbudaya;
  2. Menghasilkan karya penelitian dan publikasi ilmiah yang bermutu;
  3. Menghasilkan karya pengabdian kepada masyarakat berbasis riset;
  4. Mewujudkan pengelolaan pendidikan tinggi yang professional, berintegritas, dan akuntanbel.

Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang sebagai penyelenggara pendidikan tinggi agama Islam memiliki posisi penting dan strategis di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Apalagi untuk daerah Sumatera Barat  dengan budaya Minangkabau yang terkenal dengan semboyan “Adat Basandi Syara’ dan Syara’ Basandi Kitabullah. Syara’ Mangato dan Adat Mamakai”. Artinya, adat Minangkabau didasarkan kepada ajaran Islam dan nilai-nilai agama Islam diterima dan dilaksanakan oleh adat. Atas dasar itu juga UIN telah menyusun misinya agar tetap eksis di tengah-tengah masyarakat.

Agar perguruan tinggi tetap eksis di tengah masyarakat kata Wakidul Kohar perlu diukur dengan teori kebenaran. Beliau menjelaskan ada tiga bentuk kebenaran yang bisa dijadikan sebagai tolak ukurnya, yaitu:

  1. Kebenaran pragmatis,  artinya bila program kerja, kegiatan, kata dan tindakan  mempunyai daya guna. Pertanyaanya adalah apakah kita yang hadir di UIN ini berguna atau tidak. Bila rasanya berguna dapat dipastikan kita akan fokus. Tanda-tanda orang fokus adalah mempunyai target, tidak mengeluh dan tidak menyalahkan orang lain.
  2. Kebenaran korespondensi,    artinya bila program kerja, kata dan tindakan sesuai dengan realitas, yang didukung dan data empirik.
  3. Kebenaran koherensi, artinya bila program kerja, kata dan tindakan berkesesuaian dengan pendapat para ahli dan regulasi.